Senin, 05 Januari 2015

DALAM SEBUAH PENDAKIAN

Cikuray, Garut.
Penulis : Begawan TKP
Editor   : Mustopa 

Dalam sebuah kegiatan pendakian gunung ada beberapa hal yang harus kita ambil hikmah dan pelajaran dalam setiap aksi pendakian agar kita tidak polos dan sama seperti para pendaki yang tak didasari tauhid. Jika mereka hanya sebatas menyalurkan hobi, liburan, dan paling tinggi  aksi mencintai alam atau back to nature namun pada kenyataannya banyak yang mengotori alam dengan sampah, menikmati suasana sejuk dan damai jauh dari hiruk pikuk kebisingan kota dan pengapnya polusi udara perkotaan. Tapi kita harap tidak seperti itu ada hal yang harus kita ambil hikmah dalam sebuah pendakian yang berlandaskan tauhid. Dengan mendaki gunung kita Mencoba memaknai dan memahami esensi dimensi dunia dan akhirat, memahami makna perjalanan, memahami makna kata proses, dan memahami makna perbekalan, serta memahami arti dari sebuah tujuan.


Sebuah pendakian kita akan jadikan itu sebagai media aktualisasi dzikir Agar kita semakin sadar dan tersadarkan akan kehidupan yaumil akhir yang panjang dan tak berujung. Dan agar kita didunia tidak terlena, leha – leha, dan lalai dalam mengumpulkan bekal amal sholeh, amal sholeh sebagai bekal perjalanan panjang, supaya kita tidak menyesal di akhir nanti karena perbekalan tidak mencukupi.

Sikap mental dan semangat sebagai modal batiniah dalam sebuah pendakian, track atau jalur pendakian yang kita lihat dan yg akan kita injak tidak akan mungkin dapat dilalui jika mental kita down karena melihat terjalnya track, jika seperti ini terjadi, maka pergolakan dalam batin akan terjadi " saya tidak akan sanggup, saya berhenti saja sampai disini, lebih baik saya pulang lagi saja ". Tapi jika mental dan semangat untuk mencapi tujuan / puncak tertanam dalam diri, pasti kita akan sampai ketempat tujuan walaupun harus ditempuh dengan satu langkah dua langkah berhenti dan seterusnya satu langkah dua langkah berhenti,  niscaya kita akan sampai ketempat yang dituju / puncak.      

Maka didalam pendakian pula kita akan mencoba sama - sama memahami Qs – Al - Fatihah : 6 – 7. “ Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Dan ayat,  walal akhiratu khairullaka minal ula...dan akhir itu lebih baik dari permulaan....Qs. Addhuha : 4.

Mencoba mengikuti track yang benar agar sampai kepada tempat tujuan dan mencoba mengikuti petunjuk dan arahan dari orang - orang yang telah sampai ke tempat tujuan / puncak, agar kita tidak tersesat salah arah. Bukannya keindahan puncak yang kita nikmati, malah tersesat dan masuk jurang akibat tidak mengikuti arah dan arahan.

Awalnya kita anggap perjalanan sebagai penderitaan tapi akhirnya penderitaan kita itu terobati dengan nikmatnya sampai ketempat akhir tujuan. Kita akan coba memahami bahwa Perbekalan dan Perjalanan dalam track pendakian  adalah kehidupan dunia dan tujuan ataupun puncak adalah nikmat Allah di yaumil akhir nanti.

Lebih lanjut lg kitapun akan berusaha memahami Karakter Proses perjalanannya yaitu Faqurroqabah, mendaki lg sukar. Tidak mudah untuk mencapai tujuan itu perlu proses yang berkesinambungan dan tetap istiqomah dalam memegang visi dan misi. Sekalipun sulit tetap harus kita lalui proses perjalanannya dengan thobaqa an thobaq, setahap demi setahap / selangkah demi selangkah. Dalam pendakian tidak ada si cepat atau si kuat tapi esensinya adalah mampu melalui setiap proses perjalanan.



“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
( qs. Al-imran : 190 - 191 )



Allahu Akbar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar