Cikuray, Garut. |
Penulis : Begawan TKP
Editor : Mustopa
Dalam sebuah kegiatan pendakian gunung ada beberapa hal
yang harus kita ambil hikmah dan pelajaran dalam setiap aksi pendakian agar
kita tidak polos dan sama seperti para pendaki yang tak didasari tauhid. Jika
mereka hanya sebatas menyalurkan hobi, liburan, dan paling tinggi aksi mencintai alam atau back to nature namun
pada kenyataannya banyak yang mengotori alam dengan sampah, menikmati suasana
sejuk dan damai jauh dari hiruk pikuk kebisingan kota dan pengapnya polusi
udara perkotaan. Tapi kita harap tidak seperti itu ada hal yang harus kita
ambil hikmah dalam sebuah pendakian yang berlandaskan tauhid. Dengan mendaki
gunung kita Mencoba memaknai dan memahami esensi dimensi dunia dan akhirat,
memahami makna perjalanan, memahami makna kata proses, dan memahami makna
perbekalan, serta memahami arti dari sebuah tujuan.
Sebuah pendakian kita akan jadikan itu sebagai media
aktualisasi dzikir Agar kita semakin sadar dan tersadarkan akan kehidupan
yaumil akhir yang panjang dan tak berujung. Dan agar kita didunia tidak
terlena, leha – leha, dan lalai dalam mengumpulkan bekal amal sholeh, amal
sholeh sebagai bekal perjalanan panjang, supaya kita tidak menyesal di akhir
nanti karena perbekalan tidak mencukupi.
Sikap mental dan semangat sebagai modal batiniah dalam
sebuah pendakian, track atau jalur pendakian yang kita lihat dan yg akan kita
injak tidak akan mungkin dapat dilalui jika mental kita down karena melihat
terjalnya track, jika seperti ini terjadi, maka pergolakan dalam batin akan terjadi " saya tidak akan sanggup, saya
berhenti saja sampai disini, lebih baik saya pulang lagi saja ". Tapi
jika mental dan semangat untuk mencapi tujuan / puncak tertanam dalam diri,
pasti kita akan sampai ketempat tujuan walaupun harus ditempuh dengan satu
langkah dua langkah berhenti dan seterusnya satu langkah dua langkah berhenti, niscaya kita akan sampai ketempat yang dituju
/ puncak.
Maka didalam pendakian pula kita akan mencoba sama - sama
memahami Qs – Al - Fatihah : 6 – 7. “ Tunjukilah kami
jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat
kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka
yang sesat.
Dan ayat, walal akhiratu khairullaka minal ula...dan
akhir itu lebih baik dari permulaan....Qs. Addhuha : 4.
Mencoba mengikuti track yang benar agar sampai kepada
tempat tujuan dan mencoba mengikuti petunjuk dan arahan dari orang - orang yang
telah sampai ke tempat tujuan / puncak, agar kita tidak tersesat salah arah.
Bukannya keindahan puncak yang kita nikmati, malah tersesat dan masuk jurang
akibat tidak mengikuti arah dan arahan.
Awalnya kita anggap perjalanan sebagai penderitaan tapi
akhirnya penderitaan kita itu terobati dengan nikmatnya sampai ketempat akhir
tujuan. Kita akan coba memahami bahwa Perbekalan dan Perjalanan dalam track
pendakian adalah kehidupan dunia dan
tujuan ataupun puncak adalah nikmat Allah di yaumil akhir nanti.
Lebih lanjut lg kitapun akan berusaha memahami Karakter
Proses perjalanannya yaitu Faqurroqabah, mendaki lg sukar. Tidak mudah untuk
mencapai tujuan itu perlu proses yang berkesinambungan dan tetap istiqomah
dalam memegang visi dan misi. Sekalipun sulit tetap harus kita lalui proses
perjalanannya dengan thobaqa an thobaq, setahap demi setahap / selangkah demi
selangkah. Dalam pendakian tidak ada si cepat atau si kuat tapi esensinya
adalah mampu melalui setiap proses perjalanan.
“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk,
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
( qs. Al-imran : 190 - 191 )
Allahu Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar